zaldi naziri

Minggu, 06 Juni 2010

Kultur INFUSORIA

PENDAHULUAN
Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Mereka adalah sebagai konsumen bagi bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya.Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoo berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista
yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara 2µm-1.000µm, protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton.Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Phylum Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas classis ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi. Ciliata hidup bebas dan jarang yang parasit. Classis ini pun sudah mempunyai bentuk tubuh tetap karena mengandung pelikel.Infusoria adalah sekumpulan jasad renik sejenis zooplankton dan umumnya berukuran sangat kecil antara 40-100 mikron. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai makanan pertama (first feeding) bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Secara visual warna infusoria adalah putih dan hidup menggerombol sehingga akan tampak seperti lapisan putih tipis seperti awan
KERANGKA TEORI
Infusoria adalah salah satu kelas dari philum Protozoa. Berdasarkan alat geraknya, infusoria dibedakan menjadi 2 yaitu ciliata dan flagellata. Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut getar) atau infusoria yang bergerak menggunakan rambut getar (cilia). Cilia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Cilia membantu pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan dilanjutkan ke sitofaring. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan. Sel Ciliata memiliki dua inti: makronucle dan mikronuclei. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Ciliata hidup bebas dilingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata dapat hidup secara baik parasit maupun simbiosis. Contoh dari Ciliata adalah Balantidium coli, Vorticella, Stentor, Didinium dan Paramecium
Ciri-ciri dari Ciliata antara lain, Memiliki bulu getar (silia) di seluruh tubuh untuk bergerak, menangkap makanan, menimbulkan arus air untuk pernafasan; Kosmopolitan, planktonik (Tintinnidae); Memiliki kantung kitin sebagai pelindung (lorica) sebagai identifikasi Tintinnidae; mempunyai 2 inti makronukleus & mikronukleus; Habitat di lingkungan berair; Hidup bersimbiosis & parasit; Reproduksi asexual (pembelahan biner transversal) dan Reproduksi sexual (konjugasi).Yang termasuk ciliata adalah Paramaecium caudatum, Didinium narutum, Calpodium capulum. Flagellata adalah infusoria yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk (flagel). Yang termasuk flagellata adalah Euglena viridis, Pandorina sp, Chilomonas sp.Infusoria sebagian besar hidup di air tawar terutama dimana terjadi proses pembusukan. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air.

METODE KULTUR
A. Kultur Infusoria Cara I
Sediakan wadah ukuran min. 100cm X 80 cm, masukkan pasir dengan ketinggian kurang lebih 10 cm, tambahkan air dengan ketinggian 20 cm, masukkan rebusan daun selada yg direbus sampai menjadi bubur sebagai media perkembang biakannya. Kemudian tambahkan pupuk kandang, masukkan 5-7 sendok air selokan , karena pada umumnya sudah mengandung bibit infusoria terutama genangan yg berkabut, letakkan pada tempat yg tidak terkena sinar matahari langsung tetapi terbuka untuk supplay oksigen. setelah beberapa hari air akan mulai berkabut pertanda ifusoria sudah menyebar dan berkembang biak.
B. Kultur Infusoria Cara II
1. Bibit diambil dari alam menggunakan pipet panjang dan berujung halus, selanjutnya diperiksa di mikroskop.
2. Penangkaran bibit dapat menggunakan media air rebusan 70 gram jerami dalam air suling selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diencerkan sampai volumenya 1,5 liter.
3. Media yang dapat digunakan selain jerami adalah kacang panjang, kacang hijau, dan daun selada.
4. Ambil 10 ml medium dan diencerkan dalam cawan petri yang ditutup kain sutra dan disimpan di tempat gelap pada suhu 28 ° C selama 1-2 minggu.
C. Kultur Infusoria Cara III
Alat :
1. Akuarium/box sterofoam sebagai wadah kultur.
2. Tali pengikat.
3. Kawat nyamuk/kain penutup media kultur (yang mempunyai celah udara kecil sehingga nyamuk tidak dapat masuk).
Bahan :
1. Jerami padi kering/alang-alang kering/kol/daun selada atau daun talas yang hampir busuk.
2. Air bersih
Cara pembuatan :
1. Bersihkan wadah dari segala macam kotoran, lalu keringkan.
2. Siapkan jerami/alang-alang kering dan masukkan ke dalam wadah kultur yang sudah kering. Catatan : alang-alang/jerami dimasukkan hanya secukupnya, jika yang digunakan adalah kol atau kubis yang hampir busuk maka terlebih dahulu di cincang menjadi kecil-kecil atau bahan direbus hingga menjadi seperti bubur
3. Masukkan air bersih sebanyak ¾ bagian hingga semua jerami/alang-alang terendam.
4. Tutup wadah dengan kawat dan ikat kencang dengan tali pengikat.
5. Simpan wadah di tempat yang teduh dan biarkan wadah selama ± 5-7 hari hingga infusoria siap di panen.
PENUTUP
Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Phylum Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas classis ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi. Ciliata hidup bebas dan jarang yang parasit. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai makanan pertama (first feeding) bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Pengkulturan Infusoria dapat menggunakan bahan Jerami (daun padi kering), alang-alang kering, daun kol, daun selada atau daun talas yang hampir busuk. Apabila daun belum busuk daun dapat di cincang menjadi kecil-kecil atau bahan direbus hingga menjadi seperti bubur.

DAFTAR PUSTAKA

Mujiman, A. 1999. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 179 hal
Asia Groups. 2007. Tambak Udang. http://asia.groups.yahoo.com/ group/tambakudang_group/message/124
Bppt.go.id. 2008.http://www.bppt.go.id/index.php?option=com_content&task =view&id=1733&Itemid=30
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 255 hal
Medicafarma.blogspot. 2009. bahan kul mikrobiologi. http://pharcell.com/ lofiversion/ndex.php?t2617.html

2 komentar:

  1. inyan ke ye wak?
    dah suah nyobe ke ballom?

    BalasHapus
  2. Makasih kalo bisa tlg dibahas jg mengenai kultur rotifera, dan cara pemijahan ikan hias air laut

    BalasHapus